Archive for Maret 23, 2007

Backkom

Buat temen-temen yang hobi dengan animasi-animasi lucu dan kocak perlu coba animasi yang satu ini. Hasil produksi RG Studio ini menceritakan tentang seekor beruang kutub yang bernama Backkom. Tokoh ini memiliki sifat emosional, bodoh, sok tahu, dan iseng.

Animasi ini hampir mirip dengan Happy Tree Friends, tapi tidak menampilkan sadisme, sehingga lebih aman untuk dikonsumsi oleh anak-anak.

Short film dari Backkom dapat di-download dari situs resmi RG Studio di www.rgstudios.com. Untuk TV series-nya masih belum dapat di-download. Klo ada yang tahu tentang VCD, DVD, atau alamat download Backkom yang lain, tolong informasinya ya!

Maret 23, 2007 at 1:44 pm 7 komentar

Ayah Kelinci

Buku itu sudah lusuh. Lebih lusuh dari saat terakhir saya melihatnya. Mungkin sekitar 3 atau 4 tahun lalu saat putri bungsu saya berusia sekitar 6 tahun. Menemukan buku itu kembali di salah satu boks buku lama di Gudang, membuat pikiran saya bernostalgia, penuh perenungan. Sebab tanpa buku kecil manis itu, mungkin saya tidak sebegini meyakininya bahwa peran keayahan di negeri ini harus dibangun kembali.

Ayah bukan sekedar makhluk gagah temannya ibu. Ayah adalah makhluk hebat yang ALLAH ciptakan untuk melakukan pendidikan terbaik di dalam rumah. Tidak seorang ibu hebat pun dapat melakukannya dengan utuh, sesempurna ayah jika ia mau melakukannya, pada hal-hal yang khas istimewa milik ayah.

Buku kecil itu mengatakannya dengan sangat sederhana. Sebuah cerita tentang seekor bayi kelinci yang baru lahir. Masing-masing anggota keluarga menyatakan harapan mereka. Bermacam-macam. Ada yang ingin sang bayi kelinci menjadi petugas pemadam kebakaran, menjadi pemilik toko permen, jadi dokter, pengusaha, pemilik peternakan, masinis kereta api, koki hebat, penakluk beruang. Bahkan masih sederet lagi ragam-ragam keinginan mereka terhadap si bayi kelinci untuk nanti ia akan menjadi apa jika dewasa.

Sang tokoh utama -bayi kelinci itu- digambarkan hanya tersenyum, asyik bermain dan mendengarkan semua harapan “orang” dewasa di sekitarnya dengan mata berbinar gembira menikmati cinta!

Hanya di dua lembar terakhir, sang bayi kelinci bicara. Ternyata ia mengatakan sebuah kalimat besar yang memesona! Dia bilang pada semua “orang” yang mencintainya itu bahwa ia tidak ingin menjadi seperti apa yang dikatakan oleh ayah, ibu, kakek, nenek, paman, bibi, sepupu, tetangga, dan sahabat-sahabat keluarga lainnya…

Ia sudah mempunyai keinginan sendiri! Ia hanya ingin menjadi AYAH KELINCI! Menjadi ayah kelinci yang setiap malam mendongengkan anak-anak kelinci cerita-cerita yang menarik, membopong mereka ke kamar kecil sambil bercanda, dan kembali menemani …sampai kelinci-kelinci kecil tertidur lelap dalam kisah pengembaraan dan imajinasi yang tak akan pernah terulang lagi…

Kisah-kisah keberanian, kejantanan yang penuh kearifan, kesatriaan, dan berani mengakui kesalahan, memimpin dengan kasih sayang dan kelembutan, ketajaman mengendus bahaya, ketepatan dalam mengambil keputusan, mengembangkan rasa humor yang patut, berani bekerja, mampu bekerjasama dalam keberbedaan, mengenal petualangan di alam bebas, mengantisipasi keadaan darurat, memecahkan masalah dengan keadilan… memanah, berenang, berkuda… Mengenal listrik sederhana di rumah, memasak gaya ayah, membuat peti kemas, memanjat pohon, menanam dan memupuk, menggergaji, menundukkan ular, membersihkan kamar mandi, mengatur gudang, mencuci motor atau mobil, belajar mencukur… dan… Bagaimana ia harus dapat melindungi dan mencintai anak-anak perempuan yang kelak akan menjadi ibu dari cucu-cucunya? Oh, alangkah banyak yang dapat ayah ajarkan pada anak-anak lelakinya…

Kemana ayah kelinci hari ini? Kenapa lebih banyak ayah kelinci yang selalu berangkat pagi dan pulang sore atau malam hari? Lalu ia baca koran, minum kopi dan tidak berterima kasih ketika semua baju tersetrika rapi serta makanan siap selalu di meja… Dan di hari sabtu dan ahad, ayah kelinci lebih sering janjian olah raga dengan para ayah kelinci lain dengan meninggalkan piring dan sendok yang berserakan bekas makan? Dan selepas tidur siang, ada kajian panjang di majelis sampai tengah malam.

Jadi kapan ayah kelinci main dan melayani anak-anak? Kapan pula ayah kelinci tidak hanya meminta dilayani oleh ibu dan juga para pembantu?

Kemana perginya peran ayah kelinci hari ini? Mungkinkah kita membuat HARI AYAH? Kapan?

Dikutip dari rubrik Harmoni, Majalah Al-Falah.
Pengasuh: Seto & Neno Foundation.

Maret 23, 2007 at 1:22 pm Tinggalkan komentar


Bulan Ini

Maret 2007
S S R K J S M
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031  

RSS Mas Ersis

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

RSS Planet Ilkomerz 39

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

Kunjungan

  • 66.095